Fakta dan Mitos Mengenai Kafein


Caffeine Myths and Facts
Mitos : Efek kafein membuat kecanduan, sama seperti narkoba.
Fakta : "Absolutely not," kata Charles O'Brien, M.D., chief of psychiatry at the Veterans Administration Medical Center and professor and vice- chairman of psychiatry at The University of Pennsylvania School of Medicine.

O'Brien menekankan bahwa kokain dan heroin adalah zat adiktif yang dapat menyebabkan masalah kesehatan serius.Tak ada bukti yang menyatakan kafein menghasilkan efek yang sama dengan zat adiktif tadi. Pada medical sense, caffeine "addiction" adalah penggunaan kafein secara berlebih dengan tujuan membuat seseorang ‘high’.
“Begitu seseorang mencapai batas normal pengonsumsian kafein dalam satu hari, biasanya mereka tidak akan mengonsumsi lagi,”terang O’Brien.


Mitos: Orang tua sebaiknya menghindari pemberian makanan atau minuman berkafein kepada anak-anaknya.

Fakta: Menurut Judith Rapoport,M.D., ketua The Child Psychiatry Branch of the National Institute of Mental Health, kebanyakan anak tidak bereaksi secara berlebihan terhadap kafein dengan porsi yang mereka konsumsi. Rapoport menyarankan para orang tua memberikan porsi kafein yang normal bagi anak-anaknya.

Mitos: Kafein menyebabkan hiperaktif pada anak-anak

Fakta: Studi menunjukan bahwa anak-anak tidak memberikan reaksi lebih terhadap kafein selayaknya orang dewasa. Rapoport mengatakan tidak ada riset yang membuktikan bahwa kafein dapat menyebabkan hiperaktif pada anak-anak.

Mitos: Wanita hamil sebaiknya menghindari kafein.
Fakta: Riset menunjukkan bahwa konsumsi kafein yang tidak berlebihan tidak akan memberi efek pada ibu hamil atau anak dalam kandungan; bahkan kafein tidak berpengaruh pada tingkat kesuburan seseorang.

Menurut James Mills, M.D., chief of the Pediatric Epidemiology Section of the National Institute of Child Health and Human Development, “ Kita beruntung mempunyai banyak data mengenai kafein dan kehamilan dari berbagai studi. Secara keseluruhan, data menunjukkan bahwa tetap aman bagi wanita hamil mengonsumsi kafein selama tidak berlebihan.”

Mills merekomendasikan 300 milligrams kafein per hari sebagai batas level aman; setara dengan tiga-lima cankir kafe atau beberapa kaleng soft drinks.

Mitos: Mengurangi atau mengeliminasi konsumsi kafein merupakan hal yang sulit.

Fakta: Efek saat mengurangi atau berhenti mengonsumsi kafein bukanlah hal yang sulit bagi kebanyakan orang. “Banyak orang tidak mempunyai masalah saat konsumsi kafeinnya berkurang atau bahkan berhenti sama sekali,” terang O’Brien.

Mitos: Kafein dapat menyebabkan penyakit dada(breast disease.)

Fakta:
Baik the American Medical Association's Council on Scientific Affairs and the National Cancer Institute menyimpulkan bahwa tidak ada hubungannya antara pengonsumsian kafein dengan fibrocystic breast disease. Menurut Laurie Green, M.D.,obstetrician-gynecologist with the California Pacific Medical Center in San Francisco,banyak wanita berpikir apakah lumpiness pada jaringan dada disebabkan oleh kafein. Studi menyatakan bahwa awal dari breast disease sama sekali tidak ada hubungannya dengan kafein.

Source:

International Food Information Council Foundation, September 1998.

4 comments:

Vionita mengatakan...


breast disease maksudnyaaa apaaa ?? trus yg bener ada hubungaaanya apa gag ?

Anonim mengatakan...


gw suka kopi..
tp blom nyoba di korban kopi..
enak ga sih ?

bhirmbani mengatakan...


oiya,denger2 minum kopi tuh malah bikin ngantuk,bener ga sih?denger2 ya..pengen tau kebenerannya seperti apaa..

Anonim mengatakan...


rherhe : menurut gw mau minum kopi atau gw.. tetep aja kalo ngantuk.. ngantuk aja... soalnya kalo kata orang bikin ga ngatuk itu sebenernya sugesti dari diri kita sendiri... itu menuru gw yaa.. =)



Posting Komentar