Dibuka pada tahun 1930, hingga saat ini Kopi Aroma adalah salah satu brand kopi yang harus diketahui olah para pecinta kopi. Tan Houw Siah, pendiri Kopi aroma sebelumnya pernah bekerja di pabrik kopi yang dimiliki Belanda. Setelah 10 tahun bekerja, ia merasa mempunyai cukup ilm dan keterampAilan untuk membuka pabrik kopi sendiri.
Terletak di Jalan Banceuy, Bandung, saat ini manajemen Kopi Aroma dipegang oleh Widyapratama anak satu-satunya Tan Houw Siah. Ia mengatakan Kopi Aroma unggul dibandingkan merk kopi yang ada sekarang karena proses penjemuran hingga penggiligan masih menggunakan alat yang sama saat ayahnya mulai membuka pabrik tersebut dan pembuatan Kopi Aroma sama sekali tindak menggunakan bahan kimia.
Proses penuaan biji kopi juga masih dilakukan oleh Widya Untuk biji kopi Robusta didiamkan selama lima tahun dan untuk Arabika didiamkan selama delapan tahun. Proses penuaan ini dimaksudkan untuk lebih mematangkan biji kopi yang ada.
Setiap tahunnya Widya memperoleh biji kopi terbaik dari berbagai perkebunan kopi dari seluruh Indonesia. Untuk Arabika dari Aceh, Medan, Toraja dan Jawa. Sedangkan Robusta dari perkebunan di Bengkulu, Lampung, Tumenggung dan Wonosobo. Tidak hanya menunggu kiriman kopi, dua kali setahun Widaya juga mendatangi perkebunan kopi dimana ia memesan biji kopinya untuk ikut mengontol proses penanaman dan perawatan pohon kopi untuk memastikan tidak ada penggunaan bahan kimia.
Dibantu dengan sembilan orang karyawan, setelah mendapatkan biji kopinya, pertama Widya menjemur mereka dibawah sinar matahari dan setelah itu biji kopi memulai proses penuaan mereka untuk disimpan selama lima tahun untuk Robusta dan delapan tahun untuk Arabika. Dalam proses penuaan tersebut biji kopi melepaskan kadar kafein dan acid yang mereka miliki.
Biji kopi yang telah melewati proses penuaan lalu di bakar atau di roasting. Alat yang digunakan masih dengan alat yang digunakan ayah Widya pada saat pertama kali membuka pabrik kopi tersebut. Proses pembakaran tersebut menggunakan kayu karet. “Selain membantu para petani karet, kayu karet juga membatu memberika cita rasa kopi yang berbeda. Karena sebagian besar kayu yang saya gunakan adalah limbah, secara langsung saya ikut menjaga kebersihan alam kita.” ujar Widya.
Proses pembakaran yang memakan waktu dua jam ini manghasilkan biji kopi yang berubah warna dari kekuningan menjadi hitam pekat. Setelah itu dilakukan proses pendinginan sebalum biji kopi tersebut dimasukkan lagi ke sebuah alat untuk proses quality control.
Setelah melalui quality control, biji kopi dibagi menjai dua yaitu satu bagian yang akan langsung dijual bijinya saja dan yang akan ditumbuk halus. Setelah kopi dihaluskan, kopi tersebut siap untuk dijual. Kopi yang dijual widaya berkhasiat untuk penderita diabetes dan darah rendah. Dan untuk kopi Robusta juga berkhasiat untuk mengobati luka.
Widya menjual seberat 250 gram, 500 gram, dan satu kilogram. Tentu saja proses penimbangan dilakukan secara akurat. Kopi yang akan dijual dibungkus dengan kertas papir yang lebih kita kenal untuk membungkus rokok.
Di bungkus tersebut juga tertera himbauan, bahwa sebaiknya sesaat setelah dibuka, kopi ditempatkan ke dalam sebuah toples agar tidak mengurangi rasa dan aromanya.
Widya tidak menganjurkan pembelian kopi dalam partai besar, semisal diatas setengah kilo. Dengan asumsi, semakin banyak kopi yang dibeli, maka akan semakin lama pula waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskannya. Terlalu lama masa penyimpanan dalam wadah yang berbeda dibandingkan di pabriknya dikhawatirkan membuat kopi tersebut kehilangan rasa originalnya.
Widya juga menganjurkan agar kopi diseduh dengan air mendidih, bukan air termos atau dispenser. Konon, rasa kopinya akan jauh lebih nikmat jika dilarutkan dalam air yang mengalami proses pemasakan sempurna.
Jadi, bagi kalian penggemar kopi belum sah bagi Anda mejebut diri Anda sebagai penggemar kopi jika belum datang dan mencicipi Kopi Aroma.
Narasumber : Widyapratama
Labels:
Coffeepedia
|
comments (6)
6 comments:
kopi aroma? wah belom pernah nyoba saya!
good info.. saya mau coba ahh
ya ya ya...
cari aja di bdg yah, untuk lebih jelasnya tanya fitri, hehehe
penelitian yg saya baca menunjukan bahwa ketika laki-laki menyatakan cintanya kepada perempuan, peluang untuk perempuan menjawab "ya" lebih besar ketika perempuan tersebut sedang mengkonsumsi kopi..
ga percaya?? silakan dcoba..hehe
masa c?
emang iyaa..
penasaran
ada yg tw gak tempat jual Kopi Luwak yg asli d Bandung dmna ?
hehhhee... map qi, gw g tw tempat yang jual kupi luwak asli,
gw juga belom pernah nyobain,
ajak ajak atuhm
hehehehee
Posting Komentar